Tak ada yang lebih mengejutkan orang tua daripada memergoki anaknya yang belum sekolah sudah berani mengambil uang diam-diam dari dompet orang tuanya. Anak belum mengetahui konsep moral yang ada. Karena itu, kata mencuri lebih tepat untuk orang dewasa dan terlalu keras bagi anak-anak.
Ada dua alasan utama mengapa anak mengambil milik orang lain. Pertama, hal ini berasal dari asumsi anak bahwa semua adalah miliknya sampai ada orang lain member itahu dia bahwa itu bukan miliknya. Yang kedua adalah anak-anak ini punya kebutuhan yang sangat besar untuk mengidentifikasi diri dengan orang-orang lain di sekelilingnya, seperti orang tua, saudara, teman bermain. Kebutuhan tersebut mendorongnya untuk mengambil milik orang-orang tersebut. Di dalam pikiran mereka, memiliki barang seseorang sama artinya dengan menjadi seperti orang itu.
Menghadapi anak seperti ini, sebaiknya orang berhati-hati. Apapun penyebabnya, hukuman keras, mengungkit-ungkit kejadian ini, dan memberinya nama ejekan, seperti maling atau si tangan panjang, bukanlah jawaban yang tepat. Mendidik, itulah yang seharusny dilakukan orang tua. Bukanlah tujuan mendidik adalah agar anak sadar akan perilakunya yang baik dan yang tidak baik, sehingga mengurangi perilaku buruk dan menambah perilaku baik.
Pertama-tama, kita harus mengajarkannya untuk meminta bila ia menginginkan sesuatu. Kita juga dapat mengajarinya soal meminjam dan meminjamkan. Pada kasus anak yang mengambil uang dari dompet orang tua, anda harus benar-benar yakin bahwa anak memang bersalah. Maka, katakan saja kepada anak anda bahwa anda sudah tahu ia mengambil uang, bahwa anda sangat tidak menyukai perilakunya itu dan anda ingin tahu mengapa ia mengambil uang itu. Dengan begitu, anda bisa mengerti mengapa anak mengambil uang. Katakanlah padanya kalau lain kali menginginkan sesuatu, hendaknya ia berterus terang kepada anda. Bila mengambil sesuatu dari tempat lain, katakanlah dengan baik-baik tetapi tegas bahwa ia harus mengembalikan barang tersebut dan meminta maaf kepada pemiliknya. Bantu anak dengan melatih apa yang harus dikatakannya nanti. Yang penting orang tua harus konsisten setiap kali peristiwa yang sama terjadi.
Anak juga sebaiknya ditanyai, apa yang sebaiknya bersama-sama dapat dilakukan agar ia selalu ingat untuk tidak mengambil yang bukan miliknya. Beri dia tanggung jawab. Bila anak sudah mengembalikan barang tersebut, beritahukan kepadanya bahwa orang tua bangga padanya karena telah memperbaiki perilakunya.
Ada dua alasan utama mengapa anak mengambil milik orang lain. Pertama, hal ini berasal dari asumsi anak bahwa semua adalah miliknya sampai ada orang lain member itahu dia bahwa itu bukan miliknya. Yang kedua adalah anak-anak ini punya kebutuhan yang sangat besar untuk mengidentifikasi diri dengan orang-orang lain di sekelilingnya, seperti orang tua, saudara, teman bermain. Kebutuhan tersebut mendorongnya untuk mengambil milik orang-orang tersebut. Di dalam pikiran mereka, memiliki barang seseorang sama artinya dengan menjadi seperti orang itu.
Menghadapi anak seperti ini, sebaiknya orang berhati-hati. Apapun penyebabnya, hukuman keras, mengungkit-ungkit kejadian ini, dan memberinya nama ejekan, seperti maling atau si tangan panjang, bukanlah jawaban yang tepat. Mendidik, itulah yang seharusny dilakukan orang tua. Bukanlah tujuan mendidik adalah agar anak sadar akan perilakunya yang baik dan yang tidak baik, sehingga mengurangi perilaku buruk dan menambah perilaku baik.
Pertama-tama, kita harus mengajarkannya untuk meminta bila ia menginginkan sesuatu. Kita juga dapat mengajarinya soal meminjam dan meminjamkan. Pada kasus anak yang mengambil uang dari dompet orang tua, anda harus benar-benar yakin bahwa anak memang bersalah. Maka, katakan saja kepada anak anda bahwa anda sudah tahu ia mengambil uang, bahwa anda sangat tidak menyukai perilakunya itu dan anda ingin tahu mengapa ia mengambil uang itu. Dengan begitu, anda bisa mengerti mengapa anak mengambil uang. Katakanlah padanya kalau lain kali menginginkan sesuatu, hendaknya ia berterus terang kepada anda. Bila mengambil sesuatu dari tempat lain, katakanlah dengan baik-baik tetapi tegas bahwa ia harus mengembalikan barang tersebut dan meminta maaf kepada pemiliknya. Bantu anak dengan melatih apa yang harus dikatakannya nanti. Yang penting orang tua harus konsisten setiap kali peristiwa yang sama terjadi.
Anak juga sebaiknya ditanyai, apa yang sebaiknya bersama-sama dapat dilakukan agar ia selalu ingat untuk tidak mengambil yang bukan miliknya. Beri dia tanggung jawab. Bila anak sudah mengembalikan barang tersebut, beritahukan kepadanya bahwa orang tua bangga padanya karena telah memperbaiki perilakunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar