
Ada dua alasan utama mengapa anak mengambil milik orang lain. Pertama, hal ini berasal dari asumsi anak bahwa semua adalah miliknya sampai ada orang lain member itahu dia bahwa itu bukan miliknya. Yang kedua adalah anak-anak ini punya kebutuhan yang sangat besar untuk mengidentifikasi diri dengan orang-orang lain di sekelilingnya, seperti orang tua, saudara, teman bermain. Kebutuhan tersebut mendorongnya untuk mengambil milik orang-orang tersebut. Di dalam pikiran mereka, memiliki barang seseorang sama artinya dengan menjadi seperti orang itu.
Menghadapi anak seperti ini, sebaiknya orang berhati-hati. Apapun penyebabnya, hukuman keras, mengungkit-ungkit kejadian ini, dan memberinya nama ejekan, seperti maling atau si tangan panjang, bukanlah jawaban yang tepat. Mendidik, itulah yang seharusny dilakukan orang tua. Bukanlah tujuan mendidik adalah agar anak sadar akan perilakunya yang baik dan yang tidak baik, sehingga mengurangi perilaku buruk dan menambah perilaku baik.

Anak juga sebaiknya ditanyai, apa yang sebaiknya bersama-sama dapat dilakukan agar ia selalu ingat untuk tidak mengambil yang bukan miliknya. Beri dia tanggung jawab. Bila anak sudah mengembalikan barang tersebut, beritahukan kepadanya bahwa orang tua bangga padanya karena telah memperbaiki perilakunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar