Sabtu, 21 Mei 2011

Pengaruh Fisik, Kognitif (berpikir) dan Bahasa Terhadap Perilaku Anak Prasekolah

Perkembangan perilaku anak prasekolah tidak berdiri sendiri, namun sejalan dengan perkembangan aspek lainnya, baik fisik, kognitif, serta perkembangan bahasanya. Dengan meningkatnya berbagai aspek kemampuan anak timbullah berbagai perilaku yang khas pada anak-anak usia ini.

  1. Perkembangan fisik
    meningkatnya kemampuan fisik mendorong meningkatkan mobilitas anak, sehingga si anak tampak hampir tak pernah diam. Seolah-olah ia selalu ingin melangkah dengan leluasa keluar rumah.
  2. Perkembangan cara berpikir
    di awal usia prasekolah, anak mulai mengembangkan pemahaman tentang hubungan benda, antara bagian dan keseluruhan serta perbandingan ukuran besar dan kecil.
  3. Perkembangan bahasa
    perkembangan berbahasa anak ini mengambil porsi penting dalam kehidupan anak selanjutnya, mempengaruhi tindak tanduknya. Dibanding masa sebelumnya, kini anak jadi lebih bisa diajak berkomunikasi, bisa mengungkapkan keinginannya secara verbal. Itulah sebabnya anak membutuhkan teman sebaya, sehingga ia bisa melatih perbendaharaan katanya lewat bermain bersama teman.
Meningkatnya berbagai aspek perkembangan anak prasekolah mempengaruhi bentuk tingkah laku yang ditimbulkannya. Namun, di samping pertumbuhan anak sendiri, pola asuh orang tua juga berpengaruh terhadap perilaku mereka. Karena pada dasarnya, perilaku anak merupakan hasil adaptasi dari apa yang dilakukan dan diberikan oleh lingkungan sekitarnya.

Dalam perkembangan, ada tiga perilaku lingkungan yang bisa mempengaruhi perilaku anak, yaitu :

  1. Proses pemberian hadiah dan hukuman
    dengan diberikannya hadiah atas tindakan anak yang dianggap baik oleh lingkungan, dan sebaliknya, hukuman atas tindakan yang tak direstui lingkungan, anak berpeluang untuk mempelajari harapan lingkungan. Akibatnya, ia juga bisa belajar untuk mengontrol tindakannya.
  2. Belajar dari lingkungan
    anak memetik banyak pelajaran dari mengamati dan meniru orang lain disekitarnya, terutama orang tua dan teman sebayanya. Misalnya saja, menirukan gaya penyanyi yang sering dilihatnya di televisi.
  3. Proses identifikasi
    Proses ini melibatkan ikatan emosi antara anak dengan model yang ditirunya. Anak berusaha mengikuti tindakan model sedemikian rupa, sehingga ia merasa bahwa tindak, sikap, perasaan, bahkan jalan pikirannya mirip sang model. Dalam hal ini, orang tua sering dijadikan obyek model anak. Perhatikan saja, tidak sedikit anak-anak yang bercita-cita sama seperti profesi ayah atau ibunya.

    Bisa dilihat betapa besar peran lingkungan dalam kehidupan anak. Dan, andalah sang pemeran utamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar